Analisis Makna Lagu Surat Cinta untuk Starla

Analisis Makna Lagu Surat Cinta untuk Starla

Lagu yang berjudul �Surat Cinta untuk Starla� pertama kali saya dengar ketika menemani anak-anak berlatih untuk penampilan perpisahan di sekolah, di Jenggawah Jember. Dalam latihan itu, judul lagu �Surat Cinta untuk Starla� diajukan oleh salah satu pengurus OSIS yang ingin tampil menyenyikan lagu itu.

Sejak saat itu, saya menjadi tidak asing dengan lagu yang dianggap paling romantis oleh anak-anak muda ini. Sampai saat perpisahan, lagu surat cinta untuk starla sudah berkali-kali saya dengarkan. Sekilas saya pikir maknanya lumayan dalam juga.


Baru kemudian, saya memahami surat cinta untuk Starla lebih dalam lagi maknanya ketika istri menanyakan cara membuat parafrase kok bisa menarik. Maka dari itu, saya menanyakan lagu apa yang sedang ngetop di anak-anak muda. Istri saya menjawab, Surat Cinta untuk Starla.



Maka, saya langsung meminta lirik lagu Surat Cinta untuk Starla. Kebetulan sebelumnya dia sudah searching (menelusur) di mesin pencari. Maka saya tinggal menulis lriknya.

Berikut Lirik Lagu Surat Cinta untuk Starla.

Surat Cinta untuk Starla

Kutuliskan kenangan tentang
Caraku menemukan dirimu
Tentang apa yang membuatku mudah
Berikan hatiku padamu

Takkan habis sejuta lagu
Untuk menceritakan cantikmu
Kan teramat panjang puisi
Tuk menyuratkan cinta ini

Telah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena tlah ku habiskan
Sisa cintaku hanya untukmu

Aku pernah berpikir tentang
Hidupku tanpa ada dirimu
Dapatkah lebih indah dari
Yang kujalani sampai kini

Aku selalu bermimpi tentang
Indah hari tua bersamamu
Tetap cantik rambut panjangmu
Meskipun nanti tak hitam lagi

Bila habis sudah waktu ini
Tak lagi berpijak pada dunia
Telah aku habiskan
Sisa hidupku hanya untukmu

Bila musim berganti
Sampai waktu terhenti
Walau dunia membenci
Ku kan tetap di sini

Untuk memahami makna lagu Surat Cinta untuk Starla di atas, perlu melalui parafrase liriknya. Berikut ini contoh parafrase liriknya. Parafrase tidak hanya seperti ini, bisa menggunakan kata-kata lain asal memudahkan memahami makna sebuah lirik lagu.

Parafrase Lagu Surat Cinta Untuk Starla

(telah) Kutuliskan (semua) kenangan (indah) tentang
Caraku (untuk) menemukan (rasa cintaku pada) dirimu
Tentang apa (saja) yang membuatku mudah (untuk)
(mem-)Berikan hatiku (dan segala rasaku) padamu

Takkan habis (rasa cintaku dengan) sejuta lagu
(lagu yang kugunakan) Untuk menceritakan cantikmu
Kan teramat panjang puisi (yang harus tertulis)
(un)Tuk menyuratkan (menulis rasa) cinta(ku) ini

Telah habis sudah (rasa) cinta ini
Tak (ada) lagi (yang) tersisa untuk (hal lain di) dunia
Karena tlah ku habiskan
Sisa cintaku hanya (kuberikan) untukmu

Aku pernah (sempat) berpikir tentang
(apa jadinya) Hidupku (jika) tanpa ada dirimu (di sampingku)
Dapatkah (hidup ini) lebih indah dari
Yang (telah) kujalani sampai kini

(cintaku,) Aku selalu bermimpi tentang
Indah(nya) hari tua(ku) (jika hidup) bersamamu
(dirimu yang) Tetap cantik (dengan) rambut panjangmu
Meskipun nanti (rambutmu) tak hitam lagi (dan sudah memutih)

Bila (telah) habis (usiaku nanti dan) sudah (selesai) waktu (hidupku) ini
(Kakiku) Tak lagi berpijak pada (tanah) (dan meninggal) dunia
(aku tak menyesal, karena) Telah aku habiskan
(seluruh) Sisa hidupku hanya untuk (mencintai)mu

Bila (nanti) musim (telah) berganti
Sampai waktu (kehidupan) terhenti
Walau (orang di seluruh) dunia membenci(ku)
Ku (a)kan tetap (ada) di sini (untuk mencintaimu)

Dari parafrase di atas, dapat diketahui makna surat cinta untuk starla adalah sebagai berikut:
�Semua kenangan dan peristiwa yang indah tentang wanita pujaan hatinya, sudah membuatnya lupa dan tidak peduli dengan apapun dan siapapun di dunia. Dia hanya merasa nyaman ketika bisa hidup bersama hingga tua. Meskipun semua orang di dunia membenci, dia akan tetap setia menemani kekasihnya.�

Sekian, analisis makna lagu surat cinta untuk starla.


Salam Pustamun!

Related Posts:

Perbedaan Arti Kata �Buat� dan �Untuk� serta Penggunaannya

Banyak sinonim dalam bahasa Indonesia, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya karena sifat bahasa Indonesia yang terbuka terhadap bahasa asing. Karena bahasa Indonesia terbuka, maka mampu dan bisa menerima kata serapan dari berbagai bahasa. Misalnya, kata cinta memiliki sinonim yang sangat banyak yang berasal dari berbagai bahasa asing di dunia, tentu melalui proses penyerapan yang otomatis melalui penyesuian makna dan pelafalan. Untuk para penutur bahasa Indonesia pemula, tentu kesulitan menggunakan masing-masing kata tersbut.

Contoh lain adalah kata sekolah yang bersinonim dengan madrasah. Sekolah lebih dekat dengan bahasa dari Eropa, school (inggris), sementara madrasah adalah serapan bahasa Arab.


Dalam bahasa Indonesia, sinonim juga berkaitan dengan kebakuan kalimat. Misalnya kata �saya� dan kata �gue� memiliki arti yang sama, tapi memiliki perbedaan juga. Perbedaan yang meliputi penggunaan. Jadi, selain karena adanya penyerapan dari bahasa asing, sinonim yang beragam dalam bahasa Indonesia disebabkan adanya kata baku dan tidak baku.

Berkaitan dengan kata baku dan tidak baku itu, pembahasan tentang kata �untuk� dan kata �buat� ini berpijak.

Penjelasan Perbedaan antara Kata Buat dan Kata Untuk



Arti Kata �untuk� dan �buat�

Kata�untuk� dalam bahasa Indonesia ada tiga. Lihat di KBBI Pusat Bahasa Edisi Keempat halaman 132. Ada tiga lema �untuk� dengan arti yang berbeda-beda. Kata �untuk� yang pertama memiliki 6 penjelasan, yaitu kata �untuk� yang berkedudukan sebagai partikel.

Masing-masing arti kata untuk sebagai partikel adalah sebagai berikut:
1. kata depan untuk menyatakan bagi ....; bagian;. Contoh kalimat: ini untukku, itu untukmu.

2. sebab atau alasan. Contoh kalimat: untuk kesalahan itu, dia dihukum selama dua bulan; untuk semua itu, ia mau bekerja keras.

3. tujuan atau maksud; bagi; Contoh kalimat: lemari untuk (menyimpang) perhiasan; tontonan untuk semua umur;

4. penggantian (sebagai ganti ....); (disediakan, digunakan, diapakai) sebagai..... Contoh kalimat: Kardus itu dipakai untuk meja belajar; diberi topi untuk menutupi kepala.

5. selama. Contoh kalimat: untuk lima hari ke depan kamu harus selalu berkunjung ke blog ini.

6. sudah. Contoh kalimat: untuk kedua kalinya kamu saya peringatkan.

Selain kata �untuk� yang pertama di atas, kata untuk juga diserap dari bahasa Minangkabau yang memliki arti: bagian dari milik yang dibagik-bagikan.

Sementara itu, ada pula kata untuk yang berkedudukan sebagai nomina kata benda yang memiliki arti kemaluan perempuan. Kata �untuk� ini dimaksudkan untuk memperhalus sebuatan untuk alat kelamin.

Baca Juga: Penjelasan kata �untuk� yang Komprehensif

Sementara itu, kata �buat� memang di salah satu maknanya memiliki arti yang bersinonim dengan �untuk�. Tapi, arti kata �buat� jelas berbeda dengan kata �untuk�.

Berikut ini arti �buat� dalam Kamus Besar Besar Bahasa Idonesia Pusat Bahasa. Lihat KBBI halaman 213.

Ada dua kata �buat� dalam KBBI. Kata buat yang pertama berposisi sebagai �verba� alias kata kerja. Yang memiliki dua arti yaitu: 1. Kerjakan; lakukan; dan arti yang kedua 2. Bikin.

Sementara kata �buat� yang kedua dalam KBBI adalah kata buat yang ada pada kelas kata �partikel�. Arti kata �buat� ini yang bersinonim dengan �untuk�.

Perbedaan Kata �buat� dan �untuk�

Karena yang sedang dibahas adalah perbedaan antara kata buat dan untuk, tentu yang dimaksud adalah kedua kata tersebut dalam posisi sebagai �partikel�. Jika kata �untuk� adalah kata yang bisa digunakan dalam ragam formal atau ilmiah, kata �buat� meskipun memiliki arti yang sama dengan �untuk� tidak bisa digunakan dalam bahasa ragam formal, karena kata �buat� merupakan kata dalam ragam percakapan.

Maka dari itu, kata �buat� dan kata �untuk� tidak bisa saling sulih (saling menggantikan) dengan sekenanya. Harus dilihat konteks kalimatnya.

Misalnya dalam kalimat:

Surat cinta untuk starla bisa digantikan oleh �buat� menjadi surat cinta buat starla.

Tetapi dalam kalimat berikut ini, kata buat tidak bisa diganti untuk:

Buatlah sebuah kalimat aktif.

Tidak bisa disulih (diganti) Untuklah sebuah kalimat aktif **

Begitu pula dengan kalimat berikut ini, kata �untuk� tidak bisa digantikan oleh kata �buat�:

Lemari ini dibuat untuk menyimpan baju.

Tidak bisa diganti Lemari ini dibuat buat menyimpan baju **

Dengan mengetahui arti masing-masing kata �untuk� dan kata �buah� maka kita bisa dengan mudah mengetahui perbedaan antara keduanya. Sekaligus bisa menggunakannya dalam konteks kalimat yang sesuai.

Related Posts:

Format Penilaian Keterampilan pada Kurikulum 2013 Revisi 2016

Menjalani tugas di tahun pertama sebagai Urusan Kurikulum di sekolah tentu masih perlu banyak penyesuaian. Tugas pertama yang diemban adalah menyusun jadwal. Karena bertugas di sekolah SMP swasta dengan rombel mencapai 10 rombel, juga dengan guru yang mengajar di lebih dari satu sekolah otomatis harus menyesuaikan jadwal. Ada guru yang hanya meminta satu hari, ada yang meminta hari ini, dan hari itu saja. Maka semua harus diakomodasi.


Jadwal penuh, waktu mengajar terbatas, selisih lagi, karena kelas 7 sudah Kurikulum 2013, sementara kelas 8 dan kelas 9 masih KTSP. Yang kelas 7 harus pulang lebih siang karena beban jam mencapai 43 jam, sementara yang kelas 8 dan 9 beban jam dalam seminggu adalah 35 jam pelajaran.

Untungya, waktu KK-PPL di Kampus di tempatnya di sekolah yang masih belum punya aplikasi jadwal agar tidak kres, saya berusaha menyusun jadwal pelajaran yang sangat sederhana dengan program MS Excel. Awal mengajar sudah ditawarkan kepada Ur. Kurikulum, tapi karena masih belum sempurna, rumus tidak bisa dipakai dengan maksimal.

Tapi, untuk tahun pelajaran 2017-2018 ini, aplikasi rumus penyusun jadwal pelajaran agar tidak bentrok sudah bisa digunakan dengan penuh. Ternyata sangat membantu. Di pekan pertama, jadwal sudah jadi dan siap edar. Meskipun harus revisi sampai 10 kali, tapi bisa diakomodasi dalam waktu 3 hari. Aman.

Tapi, tugas sebagai kurikulum masih belum aman. Ada lagi. Yaitu format penilian. Seperti yang telah kita ketahui, penilaian dalam Kurikulum 2013 lebih kompleks, tetapi untuk penilian Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016 jauh lebih sederhana jika dibandingkan dengan penerapan Kurikulum 2013 (K131) pada tahun 2014. Penilaiannya sangat rumit.

Penilaian untuk kurikulum 2013 edisi revisi 2016 lebih mudah dilaksanakan. Meskipun masih harus mengisi tiga format penilaian yang meliputi penilaian pengetahuan (KD yang diawali angkat 3) dan penilaian keterampilan (KD yang diawali angka 4), dan penilaian sikap. Penilaian Sikap lebih banyak dilakukan oleh pendidik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Maka dari itu, pendidik mata pelajaran yang lain, masih harus menilai Sikap siswa tetapi tidak sekompleks sebelumnya yang harus dikompilasi dengan mata pelajaran yang lain. Nilai sikap yang diberikan oleh guru mapel selain PAI dan PPKn tadi, cukup mencatat perkembangan sikap, dalam bentuk deskripsi.

Untuk lebih jelasnya mengenai format penilaian Sikap bisa dibaca di Format Tabel Daftar Nilai Sikap Siswa dalam Kurikulum 2013 Revisi 2016.

Dalam postingan kali ini, akan kita bahas mengenai format dan daftar nilai keterampilan siswa. Sebenarnya dalam buku panduan penilaian yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan pada tahun 2016 sudah memberikan gambaran dan petunjuk yang sangat rinci.

Akan tetapi, jika menggunakan format yang ada di buku panduan tersebut sama sekali tidak efektif untuk dilakukan di sekolah. Tidak efektif karena satu anak membutuhkan satu lembar tabel format penilaian sikap selama satu semester. Bayangkan jika satu kelas berisi 30 anak, berarti ada 30 lembar format penilaian sikap. Kemudian jika seorang guru mengajar di 4 kelas, berarti ada 120 lembar format penilaian sikap yang harus dibawa. Belum lagi ditambah dengan daftar hadir siswa, format penilaian penetahuan, penilaian sikap. Bisa jadi, buku daftar nilai dan daftar hadir siswa mencapai 200 halaman. Sama sekali tidak efektif.

Maka saya mencoba untuk menyusun format tabel nilai yang enak untuk ditulis dan memudahkan guru sebagai pendidik yang perlu memberikan penilaian keterampilan, sekaligus menghemat biaya cetak. Tentu ini sangat penting bagi keuangan sekolah.

Guru yang sudah mengikuti Bimtek penerapan K13 atau guru yang sudah membaca panduan penilaian K13 tentu mengetahui bahwa nilai keterampilan siswa dapat diberikan melalui penilaian dengan praktik, produk, proyek, dan portofolio. Nah, maka dari itu, format yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan adalah berbentuk seperti ini:

Sumber: Panduan Penilaian dari Kemendikbud


Bayangkan, satu tabel di atas hanya untuk satu siswa. Jika kita mengajar 120 siswa, ada 120 tabel seperti itu. Meskipun format di atas sangat efektif bagi guru yang memberikan penilaian keterampilan, tetapi tabel itu sama sekali tidak efisien.

Tanpa mengurangi maksud dan kemudahan tabel pengolahan nilai keterampilan, harus juga dipikirkan tabel yang efeisien. Maka dari itu, saya membuat bentuk tabel tersendiri untuk sekolah saya. Demi kebaikan bersama. Tujuan utama penyusunan tabel nilai keterampilan ini untuk memudahkan.

Berikut ini bentuk tabelnya:
Format Tabel MS Excel untuk Penilaian Keterampilan oleh Muntijo

Jika menggunakan tabel seperti di atas, maka satu kelas cukup satu lembar penilaian. Dalam format yang saya sediakan, hanya sebatas 30 baris. Hal ini untuk mengantisipasi perubahan jumlah siswa. Di sekolah kami, satu kelas diisi 26 siswa. Kelas ideal.

Nah, kembali ke format tabel pengolahan nilai keterampilan di atas saya anggap paling efisien, meskipun kurang efektif.

Jika dalam tabel pengolahan nilai keterampilan yang dicontohkan oleh Kemendikbud KD dibuat vertikal (dari atas ke bawah), dalam tabel ini dibuat horizontal, menyamping, plus kriterianya.

Ada satu kekurangan yang terdapat pada format yang saya tawarkan, yaitu tidak ada deskripsi nilai sikap. Tetapi, benih penulisan deskripsi nilai sikap sudah saya sediakan. Mari kita cek satu persatu bagian kolom tabel penilaian keterampilan dalam K13 ini.

Untuk kolom KD disediakan 10 KD. Ini hanya untuk jaga-jaga. Bisa diisi sesuai dengan jumlah KD masing-masing mata pelajaran yang bervariasi. Misalnya bahasa Indonesia, hanya sampai KD 3.8, maka KD 3.9 dan 3.10 diabaikan saja kolomnya.

Selanjutnya, dalam tabel nilai di atas, satu KD disediakan dua kolom. Hal ini dimaksudnya agar jika suatu ketika satu KD menggunakan penilaian keterampilan dua kali, baik menggunakan teknik yang sama maupun menggunakan teknik yang berbeda, bisa mendapatkan tempat.

Misalnya, untuk KD 1, di bawah KD ada baris  'Teknik Penilaian'. Itu diisi dengan jenis teknik yang digunakan untuk menilai. Misalnya, untuk KD 2, kita memberikan praktik dua kali, maka ditulis dua kali. Untuk nilai di KD 1 dst, menggunakan nilai dengan rentang 1-100 (skala seratus).

Kemudian, kolom portofolio, cukup diisi dengan cara dicentang, tidak perlu disi angka, karena tidak dinilai dari angka. Ada sedikit perbedaan dengan tabel yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan. Jika dalam panduan penilaian portofolio dicentang seuai dengan KD yang ada portofolionya. Maka dari itu, dalam tabel excel yang sederhana ini diperlukan ketelatenan dari pendidik dalam memberikan nilai praktik. Dalam format yang saya tawarkan, satu anak satu portofolio, seharusnya satu anak, satu KD satu portofolio.

Untuk ketuntasan KD, masing-masing kolom diisi dengan kondisi masig-masing KD. Misalnya anak dengan nomor absen satu, nilai di KD 1 dan KD 2 sama dengan KKM, maka yang ditulis di kolom Cukup untuk anak absen 1  adalah nomor KD,nya. Begitu seterusnya.

Adapun deskripsi keterampilan, sangat mudah untuk dibuat jika semua kolom dalam tabel tersebut sudah diisi. Misalnya begini:

Anton:
KD 2: 75 (Cukup)
KD 3 : 89 (Sangat Baik)
KD 5 : 82 (Baik)

Maka berdasarkan format nilai keterampilan, maka dapat disikan ke dalam tabel ketuntasan KD, Cukup berarti di tulis nomor KD, 4.2. Begitu seterusnya.

Setelah itu, tinggal membuat deskripsi nilai sikap: Contoh: Si A memiliki ketarampilan yang sangat baik untuk materi 3, memiliki keterampilan yang baik tentang KD 5, memiliki cukup kemampuan di bidang KD 5.

Maka dari itu, yang perlu ditulis di portofolio bukan hanya centang, tapi juga nomor KD yang ada portofolionya.

Adapun format penilaian keterampilan dalam bentuk dokumen Ms Excel bisa diunduh di sini


Related Posts:

Kalimat Efektif | Pengertian, Ciri, dan Syarat Kalimat Efektif Bahasa Indonesia

Kalimat Efektif

Dalam menyusun sebuah kalimat, acapkali kita sering merasa mudah. Tidak pernah merasa kesulitan dalam menyusun kalimat. Akan tetapi, jika dipikir lagi apakah kalimat yang kita susun merupakan kalimat efektif, maka perlu ditelaah lebih renik (rinci) lagi.
Lalu apa yang dimaksud dengan kalimat? Intinya kalimat itu dapat dibentuk oleh klausa predikatif (mengandung predikat). Bisa pula susunan klausa tersebut ditambah dengan objek, keterangan, dan pelengkap. Bisa diakhiri dengan tanda baca titik, tanda tanya, dan tanda seru.


Namun begitu, jika penggunaan tanda baca dan susunan unsur-unsur kalimatnya tidak tepat, bisa jadi kalimat yang disusun menjadi kaliamt tidak efekti. Padahal kalimat efektif mutlak diperlukan agar tidak terjadi kesalah-pahaman serta memunculkan kemudahan bagi pembicara maupun pendengar (penulis maupun pembaca) untuk memahami kalimatnya.

Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif dapat juga diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan (tata bahasa) secara baik dan benar. Tata bahasa dan kaidah yang menjadi acuan dalam bahasa Indonesia hendaknya sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan (EyD). Selain itu, kaidah penyusunan kalimat agar menjadi kalimat efektif harus memenuhi beberapa syarat kalimat efektif. Lebih lengkapnya tentang kalimat dan kalimat efektif bisa dibaca di buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa.

Syarat Kalimat Efektif

Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif atau tidak.

1. Sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan (EyD)
Kalimat efektif hendaknya ditulis dengan kaidah penulisan ejaan yang benar. Tidak dapat disebut kalimat efektif jika di dalamnya masih terdapat kesalahan penulisan ejaan, kesalahan penulisan tanda baca, dan kesalahan penulisan huruf kapital. Meskipun yang dimaksud dengan kalimat efektif bukan berarti harus kalimat dengan bahasa formal dan ilmiah saja.
Ragam bahasa santai pun harus memperhatikan keefektifan kalimatnya.

2. Sistematis
Kalimat efektif harus memiliki urutan yang tidak membingungkan. Syarat minimal sebuah kalimat adalah terdiri dari subjek dan predikat. Jadi urutan awalnya adalah subjek-predikat. Jika hendak membuat kalimat yang lebih kompleks, maka urutannya adalah objek, pelengkap dan keterangan. Jika urutannya tidak sistematis, maka kalimat tersebut sulit disebut kalimat yang efektif.
Misalnya:
�Saya memakan sekarang nasi�

Kalimat di atas tidak dapat disebut kalimat efektif karena susunannya membingungkan. Jika objek langsung diletakkan tepat setelah predikat, kalimat di atas menjadi kalimat yang efektif, yaitu:
�Saya memakan nasi sekarang�.

3. Tidak Boros Kata alias Bertele-tele
Kalimat yang efektif adalah kalimat yang tidak menggunakan kata yang berlebihan. Kata yang berlebihan bisa terjadi karena ketidak-pahaman penyusun kalimatnya. Misalnya kalimat:
�Saya membeli senjata senapan laras panjang secara legal�

Dalam kalimat di atas digunakan kata senjata dan senapan. Pada dasarnya, senapan ya senjata. Maka bisa dipilih salah satunya saja, agar kalimat tersebut menjadi kalimat yang efektif.

Jika kita membuat kalimat menggunakan kata yang tidak penting, dipastikan bahwa kalimat itu bukan merupakan kalimat yang efektif.

4. Tidak Ambigu
Ambigu adalah kondisi subuah kalimat dapat ditafisiri dengan beberapa arti. Tentu ini tidak efektif. Yang efektif adalah kalimat yang hanya memiliki makna lugas (satu tafsir). Maka maksud yang ada pada penyusn kalimat (penulis atau pembicara) dapat dipahami secara utuh dan semprna oleh pembaca atau pendengarnya. Untuk membuat kalimat yang tidak ambigu ini, susunan kata harus ringkas, pilihan kata harus tepat, sistematis, dan sesuai dengan kaidah kebahasaaan.

Ciri-ciri Kalimat Efektif

Susunan kalimat efektif bisa kita buat jika kita sudah memiliki pemahaman yang cukup tentang ciri-ciri kalimat efektif. Setidaknya kalimat dikatakan efektif jika memanuhi lima ciri berikut ini:
1. Kesepadanan Struktur
Ciri kalimat efektif yang pertama ini berkaitan dengan unsur-unsur kalimat. Struktur minimal sebuah kalimat yang harus terdiri dari unsur prediat dan objek harus terpenuhi. Untuk lebih memahami kesepadaan struktur kalimat, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:

- Pastikan bahwa kalimat yang kita susun mengandung minimal subjek dan predikat. Atau klausa predikatif.

- Kata depan (preposisi) jangan diletakkan di depan subjek. Untuk kalimat aktif, hal ini mutlak diperlukan. Kecuali untuk kalimat pasif.

Contoh kalimat:
Untuk para peserta harus hadir tepat waktu (kalimat tidak efektif)
Pengumuman untuk peserta. Para peserta harus hadir tepat waktu (kalimat efektif).
Para peserta harus hadir tepat waktu (kalimat efektif).

- Penggunaan kata sandang yang harus tepat. Jangan digunakan di antara subjek dan predikat. Penggunan yang �yang� yang tidak tidak tepat membuat kalimat hanya terdiri dari satu subjek yang diperluas.

Contoh:
Dia yang pergi dengan tergesa-gesa. (tidak efektif). Kalimat ini tidak efektif karena semua bagiannya menjadi subjek saja. Menjadi efektif jika begini, Dia yang pergi dengan tergesa-gesa sudah kembali. Jadi, �Dia yang pergi dengan tergesa-gesa� adalah predikat dan �sudah kembali� adalah predikat.

Kalimat di atas menjadi kalimat efektif jika tidak menggunakan �yang� menjadi: Dia pergi dengan tergesa-gesa.
Dia = subjek
Pergi = predikat
Dengan tergesa-gesa = keterangan

- Subjek yang sama tidak perlu ditulis dua kali. Kecuali jika merupakan kalimat majemuk dengan dua subjek yang berbeda, maka boleh ditulis dua kali.

Contoh kalimat:
Ani sedang sakit sehingga ani tidak bisa belajar kelompok (tidak efektif)
Ani sedang sakit sehingga tidak bisa belajar kelompok (efektif)
Ani sedang sakit sehingga ibu tidak bisa meninggalkannya sendiri (efektif)

 2. Kehematan Kata
Ingat bahwa syarat kalimat efektif adalah singkat dan tidak bertele-tele. Maka dalam menyusun kalimat efektif kita harus menggunakan kata yang ringkas tapi lugas. Tidak menggunakan dua kata yang bisa diwakili oleh satu kata saja.

Contoh kalimat:
Para guru-guru sedang rapat di kantor.
Kalimat di atas tidak efektif karena menggunakan para yang berarti banyak, sekaligus dengan �guru-guru�. Agar menjadi efektif, kalimat di atas hanya perlu memlilih �para guru� atau �guru-guru�.

Maka kalimat yang efektif adalah:
Para guru sedang rapat di kantor.
Guru-guru sedang rapat di kantor.

Kata yang berarti sama (sinonim) juga tidak perlu digunakan dua kali, seperti contoh di awal artikel ini. Perhatikan contoh berikut:
Budi masuk ke dalam rumah. (tidak efektif)
Budi masuk rumah.(efektif)

Dalam kata �masuk� sudah terkandung makna �di dalam�. Maka tidak perlu digunakan kata yang maknanya sama sampai dua kali.
Kata yang tidak hemat, dalam bahasa Indonesia salah satunya jika terpengaruh oleh unsur bahasa asing. Hal ini tampak pula pada kalimat berikut ini:
Guru yang mana sedang terlibat kasus hukum sebenarnya tidak bersalah (tidak efektif)

Dalam kalimat di atas, penggunaan kata �yang mana� merupakan adanya pengaruh bahasa inggris. Kalimat efektif dalam bahasa Indonesia yang tepat adalah:
Guru yang sedang terlibat kasus hukum sebenarnya tidak bersalah.

3. Kesejajaran Bentuk
Dalam satu kalimat, maupun antar-kalimat imbuhan yang digunakan harus sama (sejajar) agar menjadi kalimat yang efektif. Perhatikan contoh berikut:

Hal yang harus diperhatikan tentang sampah adalah bagaimana cara membuang, memilah, dan mengolahnya.

Kalimat di atas sejajar, karena menggunakan imbuhan yang sama yaitu me-. Menjadi tidak efektif jika akhir kalimat itu ditulis, cara membuang, memilah, dan pengolahannya.


4. Ketegasan Makna
Kalimat yang efektif adalah kalimat yang tidak ambigu, yang tidak ambigu adalah kalimat yang memiliki makna tegas. Ketegasan makna dapat dibentuk dari penggunaan kata yang tepat dan penggunaan tanda baca yang tepat (jika dalam bentuk tulisan).

Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang peletakan subjek seharusnya selalu mendahului predikat. Akan tetapi, dalam beberapa kasus tertentu, kalian bisa saja meletakkan keterangan di awal kalimat untuk memberi efek penegasan. Ini agar pembaca dapat langsung mengerti gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat seperti ini biasanya dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang umumnya diikuti partikel lah atau pun.

Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)

5. Kelogisan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat penting berkaitan dengan kelogisan kalimat yang kita buat. Kelogisan kalimat menghindari dari ambiguitas kalimat. Karena itu, buatlah kalimat dengan ide yang mudah dimengerti dan masuk akal agar pembaca dapat dengan mudah pula mengerti maksud dari kalimat tersebut.
Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu persilakan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)

Kalimat yang kedua jauh lebih tegas dan logis.

Related Posts:

Pengertian Majas dan Contohnya

Majas adalah rangkaian kata dan kalimat yang tidak masuk akal tetapi memiliki makna. Ini adalah pengertian majas yang paling sederhana yang dapat disampaikan kepada anak-anak di sekolah.

Berikut penjelasan sederhananya.

Majas itu selalu berisi hal yang berlebihan, contoh:



Pohon kelapa menari bersama angin.

Apakah masuk akal 'pohon kelapa menari' tentu jawabannya tidak. Tapi karena kalimat di atas adalah majas, kalimat di atas tetap memiliki makna, yaitu 'bergerak'. Jadi artinya adalah pohon kelapa yang bergerak karena tertiup angin.

Begitu juga dengan contoh-contoh majas berikut ini:

darahnya mengucur deras menganak sungai.
mampirlah ke gubukku.

Dua kalimat di atas adalah kalimat yang tidak masuk akal. Tidak mungkin darah yang mengucur sampai seperti anak sungai yang mengalir. Sebelum itu terjadi pasti orangnya sudah mati dan akhirnya darah tidak lagi mengalir.

Penggunaan kata 'gubuk' pada dasarnya juga sesuatu yang tidak masuk akal. Tidak mungkin orang tinggal di gubuk. Gubuk adalah tempat berteduh di sawah yang berfungsi untuk melindungi diri dari sengatan matahari ketika istirahat, atau berlindung dari hewan liar dan hawa dingin ketika menjaga tanaman di malam hari.

Sejelek apapun, yang dimaksud gubuk dalam majas di atas bukan gubuk, melainkan rumah.

Adapun pengertian majas yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. (lihat KBBI, 2008 halaman 859).

Pengertian majas, baik yang pertama secara sederhana di atas maupun yang  dalam kamus, memiliki keterbatasan. Tidak selamanya majas benar-benar tidak masuk akal. Tidak selamanya majas juga dibandingkan (disamakan) dengan dengan hal lain yang memiliki hal yang mirip atau berupa kiasan.

Mari kita perhatikan majas repetisi berikut ini,

"Sekali Merdeka, Tetap Merdeka!"

Kalimat di atas adalah salah satu bentuk majas, yaitu termasuk jenis majas repetisi. Majas repetisi adalah majas yang mengandung pengulangan beberapa kata yang sama. Dalam contoh majas di atas, kata yang sama adalah kata 'merdeka'. Majas di atas tidak disamakan dengan kalimat atau sesuatu yang lain. Majas di atas juga berupa kalimat yang masuk akal.

Sekali lagi, dua pengertian sebelumnya tidak sepenuhnya benar. Maka pengertian majas perlu disempurnakan lagi agar mengakomodasi (mencakup) semua jenis majas yang dipelajari dalam bahasa Indonesia.

Alternatif Pengertian Majas yang Komprehensif

Pengertian majas yang komprehensif maksudnya adalah, pengertian majas yang mampu mengakomodasi semua jenis majas. Maka alternatif pengertian majas yang tepat adalah:

Gaya bahasa atau cara menggunakan dan menyusun kalimat yang bertujuan untuk memperindah arti dan mempertajam maksud sesuai dengan kehendak penyusunnya, baik dengan cara menggunakan kalimat yang tidak masuk akal atau membandingkan (menyamakan) dengan sesuatu hal yang lain.

Dengan pengertian yang luas tersebut, majas bisa dipahami dengan lebih mudah pengertiannya. Jika sudah dimengerti, maka pembelajaran majas di sekolah bisa berjalan dengan baik.

Related Posts:

Wawasan Nusantara Indonesia dan Pengertian yang Komprehensif

Pengertian Wawasan Nusantara dan Implementasinya

Nusantara adalah kata yang berasal dari akar kata 'nusa-antara' yaitu pulau yang berjajar antara sabang sampai merauke. Wawasan Nusantara berarti cara pandang manusia Indonesia kepada wilayah dan warganya di seluruh wilayah nusantara (tumpah darah Indonesia), baik secara geografis maupun secara sosial, politik, ekonomi, hukum, keamanan, dan pertahanan.

TNI siap Mempertahankan Kedaulatan NKRI merupakan Bagian dari Wawasan Nusantara
Sumber foto: id.wikipedia.org




Sudah diketahui bahwa, Indonesia merupakan negara kepulauan, negara yang terdiri dari ribuan pulau dan terpisah oleh laut. Jika berdasarkan wawasan nusantara, laut tidaklah memisahkan melainkan menghubungkan.

Dasar Pemikiran dan Sejarah Konsepsi Wawasan Nusantara

Yang menjadi dasar pemikiran pengembangan Wawasan Nusantara dari segi falsasfah negara adalah Pancasila sebagai ideologi bangsa. Dalam ideologi Pancasila, musyawarah mufakat merupakan titik pengambilan keputusan tertinggi yang akhirnya mengakomodasi perbedaan. Dengan demikian, Pancasila sebagai konsepsi dasar negara telah mencakup keseluruhan wilayah (secara geografis maupun secara psikologis) negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).

Dalam sejarahnya, tetapi jangan sampai terjebak pada romantisme nusantara masa lalu, wilayah nusantara pernah disatukan dalam satu kerajaan besar. Kerajaan besar yang pernah mengusai seluruh wilayah nusantara adalah Majapahit dan Sriwijaya. Atas dasar sejarah ini, kita mengatahui bahwa nusantara adalah kawasan yang bisa disatukan di masa lampau. Saat masih alat komunikasi dan sarana transportasi sangat terbatas. Apalagi kini, dengan memiliki wawasan nusantara yang kuat, bangsa Indonesia akan semakin yakin bahwa Indonesia sebagai negara kesatuan tidak bisa digoyahkna.

Dalam sejarahnya, wilayah Indonesia yang terdiri dari gugusan pulau-pulau pernah terpecah-pecah dan 'terpisah'. Undang-undang pemerintah Belanda (ordonantie) tahun 1939 menyebutkan bahwa wilayah laut yang dimiliki adalah sejauh 3 mil dari garis pantai batas pasang-surut air laut. Dengan dasar pemikiran ini, wilayah laut Indonesia sangat sempit, memungkinkan laut di antara pulau jawa dan pulau kalimantan adalah wilayah laut Internasional. Ini adalah dasar pemikiran yang tidak berdasar pada wawasan nusantara.

Selanjutnya pada tahun 1957, tepatnya pada 13 Desember 1957, pemerintah Republik Indonesia mengumumkan Deklarasi Juanda. Dalam deklarasi tersebut, disebutkan bahwa wilayah laut Indonesia adalah wilayah diukur dari garis pantai pulau terluar Indonesia. Dengan demikian, tidak ada wilayah Internasional yang ada di tengah wilayah Indonesia. Batas wilayah yang awalnya hanya 3 mil laut, diperlebar menjadi 12 mil laut dari garis pantai. Sementara itu, zona ekonomi ekslusif, dinyatakan sangat lebar lagi yaitu 200 mil laut. Dengan adanya deklarasi juanda ini, wilayah Indonesia yang disebut nusantara tidak lagi terpecah-pecah, melainkan menjadi satu kesatuan yang utuh.

Wawasan Nusantara di Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Indonesia tidak hanya terpusat di wilayah tertentu. Meskipun masih belum sepenuhnya merata, tetapi dengan adanya wawasan Nusantara maka pengembangan ekonomi juga dilakukan di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang-Merauke. Pengembangan ekonomi yang merata dapat diwujudkan dalam pembangunan infrastruktur dasar yang merata. Peningkatan kualitas dan kuantitas serta akses terhadap kebutuhan dasar manusia.

Kegiatan ekonomi juga harus memperhatikan kebutuhan seluruh warga negara Inodnesia di seluruk wilayahnya.

Wawasan Nusantara di Bidang Hukum

Indoensia adalah negara hukum, tetapi dalam praktiknya, hukum ada yang ada di seluruh wilayah nusantara juga dihormati, bahkan diakui keberadaannya oleh negara. Misalnya, ketika sudah diselesaikan secara adat maupun secara kekeluargaan, hukum formal (hukum negara) tidak perlu dipaksakan. Misalnya, adanya hukum adat tradisi yang mengakhiri konflik dengan tradisi bakar batu di Papua, sebuah permasalahan, meskipun di dalamnya terdapat kasus hukum pidana, tidak perlu dilanjutkan prosesnya karena sudah diselesaikan.

Produk hukum Indonesia juga menghargai hukum adat seluruh wilayah nusantara dengan menghormati adanya tanah ulayat (tanah ada) dan perturan adat yang harus diterapkan (oleh para Pecalang di Bali, misalnya).

Wawasan Nusantara di Bidang Politik

Politik Indonesia menganut sistem Demokrasi Pancasila yang Presidensial. Dalam sistem politik Indonesia, satu warga negara memiliki satu hak suara. Tetapi tetap menghormati kearifan-kearifan lokal dari sabang sampai merauke. Misalnya, di Papua, di ujung timur wilayah nusantara pemberian hak suara boleh diwakili oleh kepala suku. Jika kepala suku menentukan pilihan terhadap salah satu calon, misalnya, maka seluruh hak suara yang ada di suku tersebut dianggap sah untuk pilihan kepala suku, tanpa harus melalui proses pencoblosan.

Wawasan Nusantara di Bidang Pertahanan

Dalam Bidang pertahanan, wawasan Nusantara telah mengantarkan pemahaman bahwa, setiap jengkal wilayah NKRI dari sabang sampai merauke akan tetap dipertahankan mati-matian oleh bangsa Indonesia. Hal ini sudah terbukti dari masa ke masa. Di masa pemerintahan Soekarno, ada pengembalian wilayah Indonesia yang masih dikuasai oleh Belanda. Di zaman Soeharto, ada penyatuan wilayah Timor Timur (sekarang Timor Leste) sebagai upaya penyatuan wilayah nusantara. Di masa Reformasi, wilayah-wilayah kedaulatan Republik Indonesia akan dipertahankan meskipun terjadi perselisihan dengan negara tetangga, perebutan wilayah laut dengan Malaysia dan Cina di Laut Cina Selatan misalnya.

Wawasan nusantara juga memungkinkan pengembangan sistem pertahanan yang memperhatikan wilayah Indonesia yang sangat luas. Dengan demikian, pangkalan angkatan bersenjata Indonesia, baik angkatan darat, laut, dan udara ditempatkan di posisi yang merata dan dapat menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah NKRI dari upaya pelanggaran batas wilayah oleh pihak asing. Baik pelanggaran oleh pihak militer asing maupun pihak asing yang lain.

Wawasan Nusantara di Bidang Sosial-Budaya

Secara sosial dan Budaya, masing-masing wilayah di seluruh nusantara memiliki keberagaman yang sangat mencolok. Dengan adanya wawasan nusantara, perbedaan-perbedaan tersebut bukan dianggap sebagai daya pembeda, justru dianggap sebagai sebuah kekayaan yang luar biasa. Menjadai sarana rekreasi dan saling menghargai dengan cara pertukaran budaya. Orang Jakarta belajar teri Aceh. Orang papua belajar tentang ondel-ondel dan seterusnya.

Wawasan Nusantara di Bidang Pendidikan

Pendidikan di Indonesia juga memahami keberagaman seluruh wilayah Indonesia. Maka dari itu, dalam sistem pendidikan Indonesia selalu ada Muatan Lokal yang bisa diisi oleh masing-masing wilayah dengan menyesuakan dengan kondisi masing-masing. Hal ini  untuk menjaga keberagaman Indonesia yang juga sudah diakui oleh para pemuda pada 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda. Khususnya ikrar yang ketiga, "menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Pada 1928 sudah diakui secara implisit bahwa bangsa Indonesia yeng menempati seluruh wilayah Nusatara memiliki bahasa yang sangat beragam dan berbeda. Tidak untuk disamakan, tetapi untuk disatukan dengan bahasa yang sama yaitu bahasa Indonesia.

Demkian penjelasan tentang Wawasan Nusantara. Semoga kita semua memiliki wawasan dan kecintaan terhadap seluruh wilayah Indonesia. 

Related Posts:

Arti Singkatan SAW dalam Nama Nabi Muhammad

Arti Singkatan SAW dalam Nama Nabi Muhammad SAW


SAW sebenarnya adalah singkatan dari Shollallahu alaihi wasallam. Transliterasi dari bahasa Arab ???  ????  ????  ???? .

Bacaan tersebut pada dasarnya adalah bacaan salawat alias bacaan doa untuk nabi Muhammad, sama halnya dengan nabi-nabi yang lain yang selalu diberi ucapan alaihissalam setelah namanya, atau sering disingkan AS dalam pelafalan bahasa Indonesia, Misalnya Nabi Adam AS.

Arti bacaan salawat shollallahu alaihi wasallam

Sholla (???) artinya �semoga memberikan rahmat yang agung�
Allah ( ????) artinya �Allah� maksudnya �semoga Allah memberikan rahmat yang tak terkira�
Alaihi  (????) artinya �kepadanya�.Kata ganti �nya atau dia merujuk kepada Nabi Muhammad yang namanya diucapkan terlebih dahulu di depan.
Wasalam (????) artinya �juga keselamatan� maksudnya yang ditambahkan selain rahmat, juga keselamatan.

Jadi, arti  Nabi Muhammad SAW atau Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam adalah �Nabi Muhammad, semoga Allah menambah rahmat dan keselamatan yang tak terkira kepadanya�.

Ada pula bacaan salawat yang lebih panjang, biasanya ditambah wa alihi wasohbihi (???? ?????), artinya �beserta keluarga dan sahabatnya�. Kalau ditulis lengkap sallallahu alaihi wasohbihi wasallam artinya �semoga Allah menambahkan rahmat beserta keselamatan kepadanya (Muhammad) beserta keluarga dan sahabatnya.

Intinya, salawat adalah doa. Pertanyaannya mengapa kita perlu mendoakan Nabi, toh Nabi sudah barang tentu dirahmati Allah, sudah barang tentu diberi keselamatan oleh Allah di dunia dan akhirat.

Jawabannya, kita �umat islam- perlu mendoakan Nabi karena mengharap doa dari Nabi. Karena barang siapa mendoakan Nabi (dalam bentuk salawat) maka jua akan didoakan oleh Nabi.

Analogi yang lain begini, ibarat Nabi itu adalah gelas yang penuh dengan air, kemudian kita tuangkan air lagi ke gelas itu, nah pasti air itu meluber. Luberan air itulah yang kita harapkan.

Semoga penjelasan mengenai singkatan SAW pada Nama Nabi Muhammad beserta penjelasan arti shallallahu alaihi wasallam ini memberikan manfaat.


Salam Pustamun!

Related Posts:

Drama dan Teater | Pengertian dan Perbedaan Keduanya

Drama dan Teater | Pengertian dan Perbedaan Antara Drama dan Teater dari segi bahasa dan istilah seni sastra


Pernah mendengar kata drama? Pernah juga mendengar kata teater? Tapi apakah kalian mengerti perbedaan antara drama dan teater?


Berikut ini penjelasan mengenai arti drama dan arti teater sekaligus perbedaan antara keduanya.

Drama itu Naskah Dialog, Drama yang Dipentaskan disebut Teater


Sebelum membahas perbedaan teater dan drama, ada baiknya dijelaskan dulu persamaannya. Teater dan Drama adalah sama-sama bentuk kesenian, keduanya berkiatan dengan seni peran dan seni pertunjukan. Jadi, drama dan teater sama-sama bagian dan berkaitan dengan sastra.

Secara bahasa pengertian teater ada tiga,  yaitu 1) gedung pertunjukan film atau sandiwara; 2) ruangan  besar dengan deratan kursi untuk mengikuti kuliah; 3) pementasan drama sebagai suatu seni atau profesi. Pengertian teater ini ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia (Lihat KBBI Pusat Bahasa Edisi Keempat halaman 1414).

Sementara itu, pengertian drama adalah 1) komposisi syair atau prosa yag dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalu tingkah laku berupa peran dan dialog yang dipentaskan; 2) cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Pengertian drama yang ketiga adalah 3) kejadian yang menyedihkan. Khusus untuk pengertian yang ketiga ini, merupakan pengertian drama yang digunakan dalam ragam percakapan.

Jadi, teater berkaitan dengan dengan gedung pertunjukan dan pertunjukannya, sementara drama berkaitan dengan naskahnya.

Karena berupa naskah yang utuh, tanpa dipentaskan pun sebuah naskah bisa dipahami oleh pembaca. Berikut ini contoh analisis naskah drama: Analisis Masalah Sosial Teks Drama Lit.

Mudahnya begini, naskah yang ditulis yang berupa dialog antar-tokoh yang berisi cerita, itulah drama. Kemudian, naskah drama itu dimainkan, diperankan, itulah yang disebut dengan teater.

Naskahnya disebut naskah drama, pertunjukannya disebut teater.
Berangkat  dari pengertian di atas yang sekaligus dapat diketahui perbedaannya, maka kata yang digunakan dalam menyebut kesenian tradisional adalah teater rakyat bukan drama rakyat.

Dalam seni pertunjukan tradisional, tidak ada naskahnya, tidak ada teks dialognya. Yang ada hanya garis besar cerita, maka tidak disebut drama rakyat.

Demikian penjelasan mengenai persamaan dan perbedaan antara drama dan teater dalam bidang seni.

Semoga bermanfaat, Salam Pustamun!

Related Posts:

Kata Serapan Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia

Kata Serapan Bahasa Arab yang ada  dalam Bahasa Indonesia beserta makna dan proses penyerapannya.


Kata serapan adalah kata yang dimasuk menjadi bagian bahasa Indonesia yang awalnya berasal dari bahasa lain. Bahasa lain yang dimaksud bisa berupa bahasa asing (dari luar nusantara) maupun dari bahasa Nusantara lainnya (bahasa daerah).

Kata serapan diperlukan oleh bahasa Indonesia mengingat usia bahasa ini yang masih sangat muda dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain di dunia. Anggap saja bahasa Indonesia lahir pada 1928 bersama dengan sumpah pemuda yang menyatakan bahwa �menunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia�. Jadi hingga 2017 ini, usia Bahasa Indonesia masih belum genap seabad. Bayangkan dengan bahasa-bahasa lain di dunia yang usianya sudah ribuan tahun.


Bandingkan saja dengan bahasa Arab, yang dari masa kejayaannya di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad dengan Islamnya, sudah 1438-an tahun yang lalu.

Sebagai bahasa baru, untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dan ilmu pengetahuan, maka bahasa Indonesia harus menambah kosakata yang dimiliki. Proses untuk menambah kosakata bisa melalui serapan dari bahasa asing. Bisa diserap secara alamiah, maupun diserap melalui proses pengindonesiaan oleh ahli bahasa.

Bahasa Arab menjadi sumber bahasa yang paling banyak diserap katanya oleh bahasa Indonesia karena adanya hubungan dagang dan penyebaran agama. Dalam sejarah nusantara, kerajaan-kerajaan besar nusantara di masa lalu sudah menjalin hubungan kerjasama dagang dengan bangsa Arab. Kemudian menyebar pula agama Islam dengan istilah-istilah arab sebagai  alat penyampai ajarannya.

Belum lagi dengan pernah berdirinya kerajaan Islam di Nusantara, maka ini juga banyak berpengaruh terhadap banyaknya kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Hal ini pula, yang membuah proses penyerapan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia sebagian ada yang mampir dulu ke bahasa Jawa. Kata serapan yang terlebih dahulu mampir ke dalam bahasa Jawa untuk kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia antara lain kata perlu.

Diyakini oleh para ahli bahasa bahwa, kata perlu berasal dari bahasa Arab ??? . Kata ini jika ditransliterasikan menjadi fardlu pelafalan huruf dlod dalam bahasa Arab tidak memiliki persamaan dalam bahasa Indonesia (Jawa). Terlebih lidah Jawa, kesulitan jika harus menggunakan kata sesuai pelafalan arab, maka lambat laun pelafalan yang mudah diucapkan adalah perlu, mengingat f juga tidak dikenal dalam ejaan di Jawa (termasuk sunda).

Berdasarkan data yang ada di Wikipedia berbahasa Indonesia, ada sekitar 2.000-an istilah yang diserap oleh bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab. Jumlah itu relatif sedikit dibanding dengan jumlah kosakata yang dimiliki oleh bahasa Indonesia. Dari sekian banyak kata yang diserap dari bahasa Arab itu, rasa Arabnya sudah tidak terasa. Seperti proses kata perlu di atas. Seakan-akan sudah bukan kata dari bahasa Arab lagi.

Berikuti ini daftar kata serapan dari bahasa Arab yang ada pada bahasa Indonesia. Daftar kata serapan ini dibagi berdasarkan proses transliterasi dan pemaknaannya.

Lafal dan Arti Kata Serapan Sama dengan Bahasa Asalnya

Abad
Abadi
Abah
Abdi
Adat
Adil
Amal
Aljabar
Almanak (Kalender)
Asli
Awal
Akhir
Azan (banyak yang salah tulis Adzan)

Bakhil
Baligh (mencapai usia dewasa)
Batil (banyak yang salah tulis: bathil)
Barakah (bukan barokah)
Daftar (selain berarti senarai atau list juga berarti buku tulis)
Hikayat
Hala
Haram
Hakim
Haji
Ilmu
Insan
Jawab
Khas
Khianat
Khidmat
Khitan (sunat)
Kiamat
Kitab (artinya buku)
Kuliah
Kursi
Kertas (qirtosun)
Lafaz (banyak yang salah tulis �lafadz�)
Munafik
Mualaf (orang yang baru masuk Islam)
Musyawarah
Markas (markaz)
Mistar (penggaris)
Malaikat
Mahkamah (tempat penghakiman)
Musibah
Mungkar
Maut (mati)
Mimbar
Nisbah
Napas (bukan nafas)
Syariat
Salat (bukan sholat atau shalat)
Ulama
Wajib
Ziarah
Zina
Zakat

Kata Serapan dari Bahasa Arab dengan Penyesuaian Lafal

Berkah, berkat berasal dari kata barakah
Buya berasal dari abuya = abi = �bapakku�
Derajat berasal dari darajatun
Jenis berasal dari jins ???
Kabar berasal dari khabar ???
Katulistiwa berasal dari khat al-istiwa (?? ????????) �garis lurus�
Lafal berasal dari lafazh ???
Lalim berasal dari zalim (????) orang yang aniaya (penganiaya)
Makalah berasal dari ma qaalah (?? ???) �apa yang dibicarakan�
Masalah berasal dari ma saalah ( ?? ????) �apa yang dipertanyakan�
Menara berasal dari minarah
Mungkin berasal dari mumkinun (????)
Rejeki berasal dari rizq (???)
Serikat berasal dari kata syarikah

Lafal dan Arti dalam Bahasa Indonesia Berbeda dari Bahasa Arab

Kata Keparat

Keparat diyakini bahwa diserap dari bahasa Arab kufarat (bentuk jamak dari kafir) artinya �beberap orang kafir�. Pengertian dalam bahasa Indonesia bukan lagi kafir tetapi menjadi semacam umpatan, baik satu orang atau banyak orang yang sama artinya dengan sialan.

Kata Logat

Logat berasal dari bahasa Arab lughoh (???) artinya �bahasa�. Dalam bahasa Indonesia artinya tidak lagi bahasa, melainkan dialek atau aksen yang masih berkaitan dengan bahasa tetapi dalam ruang lingkup yang lebih kecil (bagian dari bahasa). Misalnya bahasa Indonesia logat Jawa. Yaitu, bahasa Indonesia degan pengucapan �lidah� Jawa.

Kata Naskah
Naskah diserap dari bahasa Arab naskhatun yang artinya selembar kertas (secarik kertas). Selanjutnya dalam bahasa Indonesia yang dimaksud naskah bukan kertasnya, juga bukan hanya selembar. Naskah dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai teks atau bahan bacaan.

Kata Petuah
Petuah berasal dari bahasa Arab fatwa. Meskipun berbeda, ada kemirimpan bentuk dan makna. Petuah adalah ucapan yang diucapkan oleh orang yang (biasanya) lebih tua untuk  mengajari orang yang lebih muda dan berisi hal atau anjuran baik. Sementara fatwa adalah hokum yang diputuskan oleh ahli agama. Tentu saja, memliki ajaran yang baik pula.

Lafalnya Sama Arti Beda

Lafal antara bahasa Indonesia dengan bahasa Arab memiliki persamaan (persis) namun artinya ada perbedaan.

Berikut ini beberapa contohnya:

Ahli

Dalam bahasa Arab juga dibaca ahli. Namun, artinya berbeda. Dalam bahasa Arab makna asalnya dari. Misalnya, ahlulbait dari golongan nabi. Ahlulmakkah artinya orang dari makkah. Sementara dalam bahasa Indonesia kata ahli memiliki arti �orang yang pandai di bidang�. Misalnya ahli kimia berarti orang yang pandai di bidang kimi.

Kalimat (kalimah = ????)

Lafalnya sama persis antara dalam pelafalan Arab dan Indonesia, namun meskipun sama-sama membahas tentang tata bahasa, namun memiliki sedikit perbedaan.

Dalam Bahasa Indonesia, kalimat secara mudah dapat dimaknai sebagai �rangkaian beberapa kata� atau susunuan yang predikatif (memiliki predikat).

Dalam bahasa Arab, kalimat sama artinya dengan �kata� dalam bahasa Indonesia.

Siasat (siasah)

Siasat dalam bahasa Indonesia memiliki arti taktik atau strategi. Dalam bahasa Arab, khususnya bahasa Arab modern, kata siasah sama juga artinya dengan politik.

Kata apa lagi dalam bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Arab ya?


Kalau ada pertanyaan silahkan di komentar ya�

Related Posts:

Jawaban Soal Tes Potensi Akademik (SMP) dan Pembahasannya

Berikut ini adalah contoh soal tes potensi akademik yang biasa digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa. Baik digunakan untuk seleksi penerimaan di SMP maupun sekadar sebagai soal untuk memetekan kemampuan siswa.

Dalam soal TPA ini ada beberapa bagian yaitu: Soal Analogi Verbal, Melengkapi Kalimat, Klasifikasi Verbal, Pemahaman Bacaan, Analogi Bilangan, Teka-teki Bilangan, Deret Bilangan.


Berikut ini adalah contoh soal sekaligus jawaban dan pembahasannya:

ANALOGI VERBAL
1. Badut : Lucu = Polisi : �..
(A) Jalan                (B) Tegap        (C) Tegas         (D) Tilang        (E) Lalu lintas

Jawaban: C) Tegas. Badut identik dengan  sifat lucu, sementara polisi identik dengan sifat tegas.

2. Sawah : Padi = Hutan : �..
(A) Rimba              (B) Pohon        (C) Sungai        (D) Burung      (E) Gunung

Jawaban: B) Sawah dan padi adalah hubungan hasil. Hasil dari sawah adalah padi. Hasil dari hutan adalah pohon.

3. Mawar : Pot = Mobil : �..
(A) Jalan                (B) Polisi          (C) Garasi        (D) Bagasi       (E) Rumah

Jawaban: C) Garasi. Pot adalah tempat beradanya bunga mawar. Sementara mobil berarti harus ada di dalam garasi.

MELENGKAPI KALIMAT
4. Indera penciuman dan pengecap �.. keterkaitan yang sangat erat.
(A) Berupa                         (B) Memiliki    (C) Menjamin (D) Tilang        (E) Lalu lintas

Jawaban: B) Memiliki.  

5. Ani datang �.. ke rumah neneknya di desa.
(A) Bersua                         (B) Bersama    (C) Berjumpa (D) Berkunjung (E) Bertamasya

Jawaban: D) berkunjung. Karena ada yang dikunjungi yaitu neneknya. Jika ke tempat wisata maka 'bertamasya'

6. Setiap siswa memiliki �.. belajar dengan sungguh sungguh agar mendapatkan nilai yang baik.
(A) Hak                  (B) Fasilitas     (C) Prioritas     (D) Kewajiban             (E) Kesempatan

Jawaban: D) kewajiban. Karena rangkaiannya 'agar mendapatkan nilai yang baik' agar mendapat nilai yang baik berarti harus belajar. berarti kewajiban.

KLASIFIKASI VERBAL
7. Jeruk, Pisang, Nanas, �..
(A) Duku                (B) Buah          (C) Wortel       (D) Kuning       (E) Kentang

Jawaban: A) Duku. Jeruk, Pisang, Nanas adalah jenis buah. Maka jawaban yang jenis buah adalah duku. I 

8. Melompat, Berlari, Berjalan, �..
(A) Menulis                       (B) Memahat (C) Melipat kain (D) Menendang (E) Membungkus

Jawaban: D) Menendang. Kegiatan melompat, berlari, dan berjalan adalah kegiatan yang menggunakan kaki. Maka, jawaban yang paling tepat adalah menendang.

9. Kata manakah yang TIDAK sama dengan kata-kata yang lain?
(A) Teko                 (B) Botol          (C) Ember        (D) Piring         (E) Bak mandi

Jawaban: D) Piring. Semua kata di atas memiliki kesamaan yaitu: tempat air (wadah air). Hanya piring yang tidak digunakan sebagai tempat air.

PEMAHAMAN BACAAN
Hari ini beberapa teman di sekolah kami akan berangkat untuk bertanding basket melawan perwakilan dari semua sekolah yang ada di kota kami. Sebelumnya pak kepala sekolah telah mendaftarkan tim kami untuk menjadi wakil sekolah pada pertandingan tersebut. Pertandingan diselenggarakan di sekolah lain yang tidak jauh dari sekolah kami. Ada 2 tim yang dikirim oleh pihak sekolah kami untuk berpartisipasi dalam pertandingan tersebut. Satu tim putra dan satu tim putri. Secara keseluruhan ada 20 tim yang berasal dari 10 sekolah yang mengikuti acara tersebut.

Sebelum bertanding kami melaksanakan latihan secara intensif. Guru olah raga kami yang menjadi pelatih kami menargetkan kedua tim dari sekolah kami untuk meraih juara 1. Tentu saja kami harus berlatih keras agar target tersebut bisa tercapai.

Pada saat pertandingan dimulai, tim putra meraih kemenangan dan melaju ke babak berikutnya. Sayangnya tim putri harus kalah melawan tim putri lain sehingga tidak bisa maju ke babak berikutnya. Pada babak berikutnya tim putra menang kembali dan maju ke babak semifinal. Di babak semifinal tim putra harus melawan tim yang sangat kuat dan menjadi juara bertahan saat ini. Namun demikian keberuntungan ada di pihak kami karena tim lawan ternyata terlambat hadir di tempat pertandingan. Wasit kemudian mengumumkan bahwa tim kami dapat maju ke babak final. Di babak final tim putra sekolah kami kembali menang dan mendapatkan juara 1.

Kami pulang dengan membawa piala kemenangan, meskipun tim putri kami telah kalah terlebih dahulu.

10. �WASIT� adalah :
(A) Orang yang menilai pertandingan
(D) Orang yang menyelenggarakan pertandingan
(B) Orang yang mengatur jalannya pertandingan
(E) Orang yang memastikan pertandingan akan
(C) Orang yang mengesahkan pertandingan dilaksanakan

Jawaban: B) 

11. Istilah �BABAK� pada naskah sama maknanya dengan �..
(A) Final     (B) Waktu        (C) Lomba       (D) Tahapan    (E) Semifinal

Jawaban: D) Tahapan

12. Berikut adalah beberapa alasan yang mungkin menyebabkan tim putri basket kalah pada babak pertama pertandingan �..
(A) Tim basket lawan lebih kuat                                 (D) Tim basket putri kurang berlatih dengan keras
(B) Tim basket putri kurang beruntung                      (E) Tim basket putri tidak bisa melakukan apa-apa
(C) Tim basket putri mengalah pada lawan

Jawaban: A) Tim basket lawan lebih kuat.

ANALOGI BILANGAN
13. (2 ? 4) (4 ? 16) (6 ? �)
(A) 24        (B) 32              (C) 36              (D) 38              (E) 42

Jawaban: C) 36. 2 kali 2 jadi 4; 4 kali 4 jadi 16; 6 kali 6 jadinya 36.

14. (2 ? �) (4 ? 1) (8 ? �)
(A) 1 �       (B) 2                (C) 4                (D) 6                (E) 8

Jawaban: B) 2. dua bagian jadi setengah. Empat bagian, jadi 1, maka jika delapan bagian jadi 2.

15. (14 ? 7) (35 ? 28) (42 ? �)
(A) 34        (B) 35              (C) 36              (D) 37              (E) 38

Jawaban: B) 35. Logikanya, dikurangi 7. 14 dikurangi 7 jadi 7. 35 dikurangi 7 jadi 28, maka 42 dikurangi 7 jadi 35.

TEKA-TEKI BILANGAN
16. � : 7 = 12
(A) 19        (B) 56              (C) 64              (D) 84              (E) 96

Jawaban: D) 84. 84 dibagi 7 jadi 12. 

17. (5 + �) � 11= 121
(A) 4          (B) 6                (C) 7                (D) 9                (E) 10

Jawaban: C) 7

18. 7 � 3 : 7 � 3 : � = 3
(A) 2          (B) 3                (C) 5                (D) 7                (E) 9

Jawaban: B) 3

DERET BILANGAN
19. 3, 6, 9, 12, 15 , 18, 21, �, �
(A) 22, 25 (B) 22, 26        (C) 23, 26        (D) 24, 27        (E) 24, 29

Jawaban: D) ini adalah kelipatan 3.

20. 3, 5, 8, 10, 13, 15, 18, �, �
(A) 20, 22 (B) 20, 23        (C) 20, 24        (D) 21, 23        (E) 21, 26

Jawaban: A) ini adalah kelipatan 2.

21. 50, 55, 52, 57,54, 59, �, �

(A) 54, 57 (B) 55, 60        (C) 56, 61        (D) 60, 55        (E) 61, 56

Jawaban: C) ini adalah ditambah 5 dikurangi 3.

Demikian contoh soal dan jawaban serta pembahasan soal Tes Potensi Akademik. Semoga bermanfaat.

Related Posts: